Friday, November 6, 2009

Hulubalang RGBB is Back

....Loha semuanya...gw balik lagi nih dah lama gak posting, mau tau kabar terbatu sispala panophica gak....
Sekarang nama angkatan sispala yang terbaru yakni KEBAL yang artinya Keong Lekok Baduy..
Kenapa bisa namanya demikian ? Coz angkatan yang ke-18 ini di lantiknya di baduy dengan perjalanan malam selama kurang lebih 4 jam menuju baduy dalam ke kampung Cibeo...

Tapi sory gw lom bisa nunjukan sama lo pada gambar stiker ankatan KEBAL ini ....

Tuesday, January 13, 2009

Pengukuhan Sispala Panophica (Baduy 24-25 Desember 2008)

Diawali dengan hari rabu pada tanggal 24 desember 2008, kami keluarga besar sispala panophica yang terdiri dari kelas 1, 2, 3, dan tiga orang alumni termasuk pembina sendiri berangkat menuju baduy dengan kendaran truk besar. Jumlah keseluruhan orang yang mengikuti kegiatan ini sekitar 100 orang.Kegiatan ini adalah ekspedisi biasa saja pada awalnya, tapi setelah dirundingkan kembali alangkah baiknya kita pun mengadakan kegiatan pengukuhan anggota sispala panophica terutama untuk kelas satu.
Kita berangkat yang dimulai dari sekolah sekitar jam 3 sore dengan semangat membara dan kesemangatan yang amat besar sampai di ciboleger(terminal / start awal menuju baduy) sekitar jam 5 sore.
Setibanya di ciboleger kami beristirahat di warung untuk menjalankan sholat ashar..
setelah istirahat kami langsung berangkat menuju cibeo(baduy dalam) dengan perjalanan malam...
Di perjalanan kami mendapatkan kegembiraan yang sangat amat, selain kegembiraan itu kami pun mandapatkan rintangan sangat amat pula. Namun rintangan itu dapat kami taklukan dengan canda tawa antar sesama. Meskipun melelahkan namun perjalanan yang menempuh waktu 4 jam dapat kami taklukan dan kami sangat lah puas dan bangga..di perjalanan pun kami merasa asyik karena di atas bukit besar kami dapat melihat indahnya bintang yang terlihat begitu dekat.Untungnya saat perjalanan malam itu kami tidak terhalang oleh cuaca hujan.
Saat perjalanan berlangsung kami terpencar menjadi beberapa kelompot disebabkan karena fisik yang tidak mendukung dan penerangan yang hanya bermodalkan senter korek gas, manalagi ada nak kelas satu yang mengaku dirinya belum makan, sehingga saat di perjalanan di kelelahan merasa lemas dan akhirnya terkapar pingsan di perjalanan.Kami selaku panitia otomatis harus menggendongya donk sampai cibeo...."WADUH MANA BERAT BAWA BARANG SENDIRI...SEKARANG SURUH BAWA ORANG LAGI...POKOKNYA IH WAW" Perbekalan semakin menipis terutama air minum, semua air minum yang ada di dalam tas tinggal tersisa botolnya. Manalagi terdengar baungan anjing liar yang katanya suka memangsa orang orang yang melintas.Hati selau saja berkata " KAPAN NYAMPENYA...." ingin rasa ini segera sampai di tempat tujuan yakni di cibeo untuk melurskan kaki, karena kaki rasanya mau copot dengan menempuh medan yang naik turun..diperjalanan kami menyempetkan untuk meminum air yang mengalir di bebetuan...yah meskipun mentah kami tetap meminumnya dengan lahap "NAMANYA JUGA ORANG HAUSSS MUHUN HENTEU??? "
Setibanya di cibeo kami selaku panitia yang mengistirahatkan peserta(kelas 1)dan langsung membagi kelompok untuk menempatkan di masing masing barak.
Setelah seluruh kelarga besar sispala menempati baraknya masing masing disitulah moment yang amat menyenangkan. Kami makan bersama dengan pemilik rumah si olot dengan makanan yang sederhana yakni terdiri dari nasi putih yang pulen, mie instant walaupun salah memasak " MASA MIE GORENG DI MASAK LAYAKNYA MIE KUAH .....KEBAYANGKAN BAGAIMANA RASANYA...!!!" dan ikan asin yang digoreng garing Pokoknya ih Wow !!!
Pagi harinya setelah bangun, kami langsung menuju sungai yang airnya sangat jernih karena airnya tidak di cemari oleh barang barang yang mengandung kimia seperti sabun, karena disana terdapat larangan untuk menggunakan sabun..
Setelah membersihkan badan dan makan pagi kami semua berolah raga dan mempersiapkan segalanya untuk perjalanan selanjutnya ke baduy luar tepatnya di gajeboh.
Perjalanan kali ini jauh berbeda dengan perjalanan sebelumnya, dikarenakan perjalanan ini ditempuh dengan keadaan cuaca yang hujan dan di siang hari. Perjalanan kali ini jauh lebih melelahkan di banding perjalanan semalam, perjalanan malam jauh lebih ringan, karena dengan keadaan gelap gulita kita tidak akan sadar dan melihat begitu jauhnya perjalanan itu.Padahal perjalanan disiang hari jauh lebih dekat..
Tapi semua itu tidak menurunkan semangat kami, karena semangat kami tak pernah menciut sesuai dengan lagu mars sispala kami..
Perjalanan disiang hari ini menempuh waktu sekitar 2 setengah jam untuk sampai ke desa gajeboh dengan keadaan basah kuyup. Meski hujan baday dan angin topan kami akan tetap berjalan sesuai dengan insting sispala kami, jiwa kami jiwa petualang.
Sesampainya digajeboh kami langsung membagi kelompok kembali untuk menempati barak masing masing yang tidak lain adalah rumah penduduk yang kami sewa. Dibarak masing masing kami langsung memasak bahan sembako yang telah kami beli di pasar Rangkasbitung.Untuk memasak , yang mengerjakan adalah yang punya rumah ,kami selaku tamu hanya membantu sekdernya saja.
Setelah beristirahat kami selaku panitia, langsung menempati tempat pengukuhan atau pos pos pengujian untuk kelas satu. Disaat panitia kelas 2 dan 3 menuju tempat pengukuhan, almuni dan saya pribadi langsung mengambil alih komando dan mengumpulkan kelas 1 untuk persiapan perjalanan dari pos 1 sampai pos 5..
Untuk pos 1 kami menguji pengetahuan kelas 1 tentang "SURVIVAL"
Untuk pos 2 kami menguji tentang "KODE ETIK"
Pos 3 tentang "SEJARAH SISPALA"
Pos 4 tentang "PENGETAHUAN UMUM" Dan untuk pos 5 Kami menguji mental dan fisik mereka dengan sebutan "POS BINTAL"..yang berada tepat di pinggir sungai.
Kegiatan pengukuahan tersebut berjalan sekitar 3 jam, dengan kondisi kelas satu yang kotor akan lumpur yang kami lempari di pos 5.Disaat itu pun kami langsung menceburkan diri ke sungai yang airnya sangat jernih.
Selesai membersihkan diri kami langsung menyerbu makanan yang telah tersedia di barak masing masing.Dengan kondisi yang lapar dan dingin, hidangan sederhana yang terdiri dari nasi putih dan ikan asin goreng kami makan habis dengan lahap, sangking laparnya kepala dan tulang ikan tersebut tak tersisa sedikitpun.

Tanaman Penyelamat

Aktivitas di alam terbuka sering memunculkan situasi darurat. Tersesat, terhadang cuaca buruk, atau kehabisan bekal. Jangan panik, tumbuhan liar hutan menyediakan aneka daun, buah, umbi, batang yang bisa dimakan, asalkan kita mengenal ciri-cirinya.

Kalau Anda mengaku pencinta alam yang doyan menempuh rimba atau mendaki gunung, pasti kenal dengan istilah survival, yaitu upaya untuk bisa bertahan hidup di alam liar. Pengetahuan survival wajib dikuasai oleh para petualang untuk menghadapi situasi darurat lantaran kehilangan orientasi atau kehabisan bekal.

Kiat hidup darurat ini penting, soalnya alam kerap sulit diprediksi perilakunya, walaupun sejak awal Anda telah mempersiapkan segala sesuatu secermat mungkin. Misalnya peta lokasi, kompas, global positioning system (alat untuk mengetahui posisi sesaat dengan bantuan satelit), alat komunikasi (HT,HP), bekal, dan obat-obatan.

Dengan pengetahuan survival yang andal, Anda seperti mempunyai jurus pamungkas yang sewaktu-waktu bisa dikeluarkan di saat posisi terjepit. Sebagian dari ilmu survival itu adalah pengetahuan tentang aneka tumbuhan liar yang layak dan aman untuk dimakan.

Menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia. Artinya kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, maka jumlahnya akan berlipat-lipat. Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk dimakan.

· Tak beracun = dimakan satwa
Untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan, ada beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan.

Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, adalah tumbuhan yang tidak beracun. Jadi kita bisa mengkonsumsinya. Sementara, tumbuhan yang berbau tidak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Juga tumbuhan bergetah yang membikin kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari.

Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Jika mendapatkan tumbuhan kemaduh (Laportea stimulans) waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas.

Sementara itu beberapa jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan dapat dimakan meliputi beragam jenis. Di antaranya keluarga palem-paleman, misalnya kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, aren, dan siwalan. Bukan hanya bagian umbutnya (bagian ujung batang muda dan berwarna putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya (seperti kelapa dan siwalan).


Hindari warna mencolok·
Selain tumbuhan di atas, jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat bila tersesat. Menurut literatur, sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia. Di antaranya ada yang enak dimakan, tapi sayang, yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih banyak lagi. Tidak heran bila budaya makan jamur yang layak konsumsi konon sudah ada sejak jaman Mesir Kuno.

Untuk mengetahui jamur itu beracun atau tidak, bisa dilihat dari bentuk, warna, dan tempat tumbuhnya. Sementara di laboratorium, bisa dilakukan analisis secara kimiawi maupun dengan hewan percobaan. Tetapi jika sedang dihadapkan pada masalah mendesak survival di hutan belantara, mustahil bisa pergi ke laboratorium dulu untuk memastikan apakah jamur yang ditemukan itu beracun atau tidak. Karena itu kita perlu mengenal jamur-jamur yang biasa dikonsumsi masyarakat.

Untuk menghindari makan jamur liar beracun, perlu diketahui ciri-cirinya. Yaitu, warna payungnya gelap atau mencolok misalnya biru, kuning, jingga, merah. Perkecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat yang toh juga dapat dimakan.

Bau tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak konsumsi.

Tahukah Anda, beberapa jenis jamur ada yang memiliki cincin atau cawan pada tangkainya, misalnya jenis Amanita muscaria, dalam bahasa Jawa disebut supa-upas. Bentuknya seperti payung putih kekuningan, bagian payungnya warna merah bintik-bintik putih. Awas, racun pada jamur ini tergolong racun kuat. Beda dengan jamur merang (Volvariella volvacea), meski mempunyai cincin tetapi bisa dimakan.

Jamur beracun umumnya tumbuh di tempat kotor, misalnya pada kotoran hewan dsb. Mereka dapat berubah warna jika dipanasi. Jika diiris dengan pisau perak atau digoreskan pada perkakas perak akan meninggalkan warna biru. Warna biru ini disebabkan kandungan sianida atau sulfida, yang beracun. Sementara nasi akan berwarna kuning jika dicampur jamur beracun. Petunjuk lain, ia juga tidak dimakan oleh hewan liar.

Repotnya jenis jamur ini juga berbahaya kalau sampai sporanya menempel pada kulit, karena dapat menyebabkan kulit gatal, bahkan melepuh. Bagaiamana ciri-ciri orang yang keracunan jamur? Selidikilah, apakah ia pusing, perut sakit terutama ulu hati, mual, sering buang air kecil, tubuh lemas, pucat? Jika ia muntah, adakah darah pada muntahannya? Racun akibat jamur cukup ganas juga, kalau tidak tertolong korban bisa meninggal setelah 3 - 7 hari.

Sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak buruk seperti diare dan alergi. Bagaimana kalau sedang coba-coba makan tumbuhan hutan lantas keracunan? Masih ada upaya menetraliskan. Upayakan untuk memuntahkannya dengan jalan "dipancing-pancing". Jika sudah muntah minumlah air kelapa. Pil norit mungkin bisa juga membantu mengurangi kadar racun, kalau ada

Jenis jambu-jambuan yang masuk dalam keluarga Myrtaceae juga banyak dijumpai di hutan. Ciri-ciri Myrtaceae adalah daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan.

Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa jadi penyelamat dalam keadaan darurat. Daun begonia umumnya berbentuk jantung tidak simetris. Beberapa jenis dijadikan tanaman hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit.

Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak sembarangan melahap keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu dalam jumlah kecil. Hindari makan iles-iles (Amorphophallus sp.)

Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain, bisa dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan jarum jam). Di antaranya gembili (Dioscorea aculeata), gembolo (Dioscorea bulbifera), ubi rambat. Tapi bila arah lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, harus ekstrahati-hati. Jenis yang kedua ini misalnya gadung (Dioscorea hispida), yang beracun, walau tetap dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan khusus.

Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi.

Di tempat yang lembap dan tinggi, jenis paku-pakuan tunas dan daun mudanya enak dimakan. Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan misalnya markisa (Passiflora sp.). Markisa ini adalah tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak (Annonaceae), misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya semisal senggani (Melastoma sp.), arbei hutan (Rubus), dan anggur hutan.

Kiat Bertahan Hidup Di Alam Liar

Kiat hidup darurat adalah penting, dengan pengetahuan survival yang andal, seorang dapat bertahan pada waktu terjepit. Sebagian ilmu survival ini adalah pengetahuan tentang aneka “tumbuhan liar” yang layak dan aman untuk dimakan.
Menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia. Artinya, kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, jumlahnya akan berlipat-lipat.
Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk dimakan. Untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan ada beberapa faktor yang bisa dijadikan pegangan. Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya bisa dimakan oleh satwa liar adalah tumbuhan yang tidak beracun.
Jadi, kita bisa mengonsumsinya. Sementara itu, tumbuhan yang berbau tak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Contohnya, tumbuhan bergetah yang membuat kulit gatal dianjurkan untuk dihindari.
Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Apabila mendapatkan tumbuhan kemaduh (Laportea stimulans) waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas.
Sementara itu, beberapa jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan dapat dimakan meliputi beragam jenis. Keluarga palem-paleman, misalnya; kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, aren dan siwalan, bukan hanya bagian umbutnya (baca; bagian ujung batang muda dan berwarna putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya, seperti kelapa dan siwalan.
Jenis jambu-jambuan yang masuk dalam keluarga Myrtaceae juga banyak dijumpai di hutan. Adapun ciri-cirinya, daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan.
Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa menjadi penyelamat dalam keadaan darurat. Daun begonia umumnya berbentuk jantung tak simetris. Beberapa jenis dijadikan tanaman hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit.
Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak sembarangan melahap keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu dalam jumlah kecil. Hindari makan iles-iles (Amorphophallus sp).

Arah Lilitan
Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain bisa dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan jarum jam), di antaranya gembili (Dioscorea aculeate), gembolo (Dioscorea bulbifera), umbi rambat. Namun, bila arah lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, haruslah ekstra hati-hati. Jenis kedua ini misalnya gadung (Dioscorea hispida), yang beracun, walaupun tetap dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan terlebih dahulu.
Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi. Di tempat yang lembab dan tinggi, tunas dan daun muda jenis paku-pakuan enak dimakan. Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan, misalnya markisa (Passiflora sp).
Markisa ini tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak (Annonaceae), misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya seperti senggani (Melastoma sp), arbei hutan (Rubus), dan anggur hutan.
Selain tumbuhan tadi, jamur pun bisa menjadi penyelamat di saat tersesat. Namun, kita harus bisa membedakan mana jamur yang biasa dikonsumsi dan jamur liar (beracun). Untuk menghindari makan jamur beracun, perlulah diketahui ciri-cirinya, yaitu warna payungnya gelap atau mencolok, misalnya biru, kuning, jingga, coklat.
Pengecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat itu bisa dimakan. Bau tidak sedap disebabkan mengandung asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak dikonsumsi. Dan jamur beracun umumnya tumbuh di tempat yang kotor, misalnya pada kotoran hewan.
Dengan berbekal ilmu survival, mudah-mudahan ini akan menjadi pegangan penting apabila kita menghadapi masalah di hutan. Yang terpenting, sebaiknya sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan dimasak dahulu untuk mengurangi dampak buruk, seperti diare dan alergi.
Apabila terjadi kasus keracunan, usahakan muntahkan sebisa mungkin, dan minumlah air kelapa atau bila ada gunakan “pil norit” untuk membantu mengurangi kadar keracunan.